Thursday, October 9, 2008

PERANAN PERPUSTAKAAN
DALAM PROSES PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH

Samsu


Abstrak:

Perpustakaan sebagai bagian integral dari suatu lembaga pendidikan merupakan sarana penting dalam menunjang proses pembelajaran di madrasah secara aktif dan positif. Karena itu, perpustakaan sebagai pusat sumber balajar diharapkan mampu meningkatkan kegemaran dan minat baca siswa.


Kata Kunci:
Perpustakaan, minat baca siswa, mutu pendidikan


A. Pendahuluan
Perpustakaan sekolah lanjutan merupakan bagian integral lembaga pendidikan menengah yang menyajikan berbagai koleksi bahan pustaka yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah, secara aktif dan positif.
Perpustakaan sekolah lanjutan merupakan sumber belajar yang dapat meningkatkan kegemaran dan minat membaca siswa, mengembangkan minat baca siswa untuk memelajari hal-hal baru, serta informasi melalui buku-buku referensi, sekolah seperti kamus, ensiklopedia, indeks, dan sejenisnya. Selain itu, perpustakaan sekolah merupakan tempat membaca untuk belajar mandiri, yang melibatkan siswa dalam proses berpikir, mencari, menemukan, mengelola, dan menyimpulkan sendiri melalui sumber belajar yang tersedia.
Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pasal 35 dan penjelasannya ditegaskan bahwa “Pendidikan tidak mungkin terselenggara dengan baik bilamana tenaga kependidikan maupun peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang diperlukan.
Salah satu sumber belajar yang sangat penting, tetapi bukan satu-satunya adalah perpustakaan yang harus memungkinkan para tenaga kependidikan dan peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dengan membaca bahan pustaka yang mengandung ilmu pengetahuan yang diperlukan (Boediono, 1996: 2).
Perpustakaan Madrasah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan sistem pendidikan nasional yang berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Secara khusus, perpustakaan Madrasah diselenggarakan untuk:
a. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca, khususnya mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah, serta memanfaatkan informasi.
c. Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna.
d. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
e. Memupuk minat dan bakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.
g. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri (Anonim, 1996: ).
Karena itu, perpustakaan Madrasah perlu dikembangkan sebaik-baiknya untuk dapat menunjang pelaksanaan kurikulum sekolah. Di samping itu, Alqur’an juga merupakan sumber baca, sebagaimana surat yang pertama turun, yaitu surat Al-Alaq ayat 1 – 5, yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui (Anonim, 1990: 1079).
Dari ungkapan ayat di atas, jelaslah bahwa kemajuan umat sekarang melalui koran, majalah, dan sebagainya harus dengan membaca.
B. Perpustakaan
Tulisan ini mengkaji tentang peranan perpustakaan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran di Madrasah.
1. Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan berasal dari kata “pustaka” yang berarti buku. Awalan per- dan akhiran –an menunjukkan tempat atau hal ihwal. Jadi secara harfiah, perpustakaan berarti “kumpulan buku-buku bacaan dan sebagainya” (Poerwadarminta, 1985: 782).
Dari sini, kemudian berkembanglah pengertian perpustakaan dan didefinisikan sebagai berikut:
a. Suatu gedung atau ruang yang di dalamnya tersusun buku-buku untuk dipergunakan menurut tujuan-tujuan tertentu.
b. Koleksi buku yang disusun menurut sistem tertentu untuk tujuan-tujuan, pemberian informasi pendidikan, penelitian, rekreasi, pelestarian, dan lain-lain.
c. Suatu unit kerja yang menyelenggarakan pengumpulan, penyimpanan, dan peemliharaan koleksi buku yang dikelola secara sistematis untuk digunakan sebagai sumber informasi (Amidhan, 1992: 6).
2. Maksud dan Tujuan Perpustakaan
Kita telah mencoba merumuskan apa yang dimaksudkan dengan perpustakaan, bahwa perpustakaan merupakan suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk dapat digunakan secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. Rompas yang dikutip oleh Sumardi (1991) mengatakan bahwa perpustakaan adalah bank ilmu pengetahuan yang terdapat di dalam setiap buku, majalah, dan berbagai jenis koleksi lainnya.
Bertitik tolak dari kedua pemahaman di atas, dapatlah ditarik beberapa kesimpulan yang lebih terperinci mengenai maksud dan tujuan perpustakaan.
a. Maksud Perpustakaan
Perpustakaan memberi tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, serta memelihara koleksi bahan pustaka.
- Tempat mengumpulkan dalam arti yang aktif, maksudnya di tempat tersebut ada usaha yang terus menerus untuk mengumpulkan sebanyak mungkin bahan-bahan untuk koleksi.
- Tempat menyimpan dan memelihara, artinya ada suatu kegiatan mengatur, mengelola dengan memakai suatu sistem, misalnya dengan membuat katalogisasi, klasifikasi, dan lain-lain.
- Koleksi bahan pustaka, bukan hanya sekedar buku saja, melainkan apa saja yang dapat memuat dan menjadi sumber informasi, misalnya film, slide, piringan hitam, dan lain-lainnya.
- Memberikan pelayanan bagi para pemakai, dengan sistem yang diadakan, dimaksudkan agar dapat memberikan pelayanan yang memadai untuk para pemakai perpustakaan yang membutuhkan informasi tertentu ketika memasuki perpustakaan.
- Membangun bank ilmu pengetahuan, dengan berbagai macam buku pengetahuan, perpustakaan siap sedia setiap saat untuk dimanfaatkan, digali, dan menyumbangkan informasi.
Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa maksud perpustakaan adalah menyediakan tempat untuk bank ilmu pengetahuan atau informasi, tempat mengumpulkan, menyimpan, memelihara bahan-bahan pustaka, serta memberi pelayanan kepada para pemakai yang membutuhkan informasi.
b. Tujuan Perpustakaan
Bagi setiap orang terpelajar dan terdidik, masuk ke sebuah perpustakaan berarti ingin membaca dan mendapatkan informasi. Bentuk dan jenis bacaan tentu tidak sama setiap orang. Tetapi yang sama adalah kegiatan ke arah membaca dan mempelajari sesuatu. Dengan membaca, orang mengharapkan memperoleh sesuatu yang baru sebagai bahan informasi. Milburga (1991) mengatakan bahwa orang masuk ke perpustakaan bertujuan:
- Dapat mengikuti peristiwa dan perkembangan dunia terakhir. Dengan membaca berita-berita yang dimuat dalam surat-surat kabar atau buku-buku ilmu pengetahuan yang mutakhir tidak mau ketinggalan informasi, tetapi dapat terus mengikuti perkembangan situasi dunia dan situasi ilmu pengetahuan. Umpamanya dalam bidang sosial, ekonomi, politik, dan kebudayaan, serta berbagai ragam cabang ilmu pengetahuan.
- Secara tidak langsung mendapatkan pengajaran dan pendidikan. Bagi orang yang tidak lagi duduk di bangku sekolah atau bangku kuliah, membaca adalah cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan penunjang yang dapat meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang telah dimmilikinya. Kemungkinan lain ialah untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru. Maka dengan membaca, seseorang seakan-akan mendapat pendidikan dan pelajaran lagi, meski secara tidak langsung. Banyak sekali orang besar yang menjadi pandai hanya karena rajin mengunjungi perpustakaan atau memiliki sendiri perpustakaan pribadi.
- Mendapatkan hiburan sehat dan kreatif. Bacaan-bacaan ringan dan segar akan memberikan hiburan yang tersendiri bagi pembacanya, sedangkan dari berbagai hal yang baru, orang diajak untuk menjadi kreatif.
Buku semua beserta bahan informasi lain menjadi alternatif utama yang digunakan orang sebagai media untuk terus melanjutkan pendidikan dan meningkatkan keterdidikannya.
3. Jenis-jenis Perpustakaan
Jenis-jenis perpustakaan yang terdapat di Indonesia tidak banyak berbeda dengan jenis-jenis yang umum yang terdapat di seluruh dunia. Menurut Syalaby, perpustakaan terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1) perpustakaan-perpustakaan umum
2) perpustakaan-perpustakaan semi umum, dan
3) perpustakaan khusus (Syalaby, t.t.: 169).
Dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 11 Maret No.0103/0/1981, sebagaimana dikutip Larasati (1991), jenis-jenis perpustakaan meliputi:
a. Perpustakaan Nasional
Perpustakaan Nasional berkedudukan di ibu kota negara, berfungsi sebagai perpustakaan deposit nasional dan terbitan asing dalam bidang ilmu pengetahuan. Sebagai koleksi nasional, menjadi pusat bibliografi nasional, pusat informasi, dan referensi, serta penelitian. Pusat kerja sama antara perpustakaan di dalam dan lua r negeri. Modalnya ialah integrasi perpustakaan musium pusat nasional, perpustakaan sejarah politik dan sosial perpustakaan wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, serta bidang bibliografi dan deposit pusat pembinaan perpustakaan.
b. Perpustakaan Wilayah
berkedudukan di ibu kota propinsi, sebagai pusat kerja sama antara perpustakaan di wilayah propinsi, penyimpan koleksi bahan pustaka yang menyangkut propinsi, semua terbitan di wilayah, pusat penyelenggaan pelayanan referensi, informasi dan penelitian dalam wilayah propinsi. Madrasahenjadi unit pelaksana teknis pusat pembinaan perpustakaan.
c. Perpustakaan Umum
Menjadi pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian, dan rekreasi bagi seluruh lapisan masyarakat, meliputi perpustakaan umum Daerah Tingkat II di ibukota Kabupaten atau kotamadya. Perpustakaan umum Kecamatan yang berada di kecamatan, dan perpustakaan umum desa, yang dibina dan dikembangkan dengan kerja sama antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat.
d. Perpustakaan Keliling
berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayaan perpustakaan umum. Dengan mengunjungi pusat pemukiman masyarakat, merupakan peningkatan dan perluasan pelayanan perpustakaan wilayah/perpustakaan umum tingkat II.
e. Perpustakaan Sekolah
Berfungsi sebgai pusat kegiatan pembelajaran, pusat penelitian sederhana, pusat baca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi.
f. Perpustakaan Perguruan Tinggi
Berfungsi sebagai kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
g. Perpustakaan Khusus / Dinas
Berfungsi sebagai pusat referensi dan penelitian serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi ataui lembaga yang bersangkutan.
C. Proses dan Pengelolaan Perpustakaan
Yang dimaksud dengan pengelolaan bahan pustaka adalah kegiatan yang meliputi inventarisasi, klasifikasi, pembuatan katalog, penyelesaian, dan penyusunan buku di rak.
1. Inventarisasi Buku
Memeriksa buku, setibanya di perpustakaan terlebih dahulu harus diperiksa, jika ternyata jumlah buku tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima, perlu selekasnya diselesaikan.
Memberi stempel buku, di perpustakaan perlu dibubuhi stempel. Stempel ini dapat berupa stempel sekolah atau dapat juga berupa stempel khusus perpustakaan. Stempel dibubuhi pada tiga tempat, yaitu:
a. di balik halaman judul, bagian tengah halaman, pada tempat atau bagian yang tidak ada teksnya,
b. pada halaman akhir,
c. pada suatu halaman rahasia.
Pada prinsipnya, stempel tidak boleh mengganggu teks buku. Andaikata terpaksa mengenai teks, hendaknya diusahakan sedikit mungkin.
2. Memberi Nomor Induk Buku
Setiap buku yang akan menjadi koleksi perpustakaan yang akan ditempelkan di rak buku harus diberi nomor. Nomor induk ialah nomor urutan semua buku yang ada, mulai dari nomor satu hingga nomor terakhir. Nomor induk (kadang-kadang disebut juga nomor urut) ditempatkan di dekat stempel buku di balik halaman judul, boleh di sebelah atas, di samping, atau di bawah. Sebaiknya tidak usah menggunakan tinta, tapi cukup dengan pensil saja. Nomor induk terakhir menunjukkan jumlah buku di perpustakaan. Dengan adanya nomor induk ini, petugas dapat secara cepat mengetahui jumlah buku yang ada jika sewaktu-waktu diperlukan.
3. Mencatat Buku dalam Daftar Buku Induk
Tgl
No. Induk
Penga-rang
Judul
Penerbit
Tahun Terbit
Harga
Asal Sumber
Hal
Ket
1-Feb
378
Koentjaraning-rat
Manu-sia dan Kebu-daya-an
Djamba
1978
-
Hadiah










































- “ -
379
Soenar-to
Tanya Jawab
Tiga Serang-kai
1978
875
Beli
















2-Mar
450
Yasni Z
Bung Hatta Menjawab
Gunung Agung
1978
700
Beli








Cara mengisi daftar buku induk:
1. Kolom tanggal.
Kolom ini diisi dengan tanggal, bulan, dan tahun saat buku dicatat dalam daftar buku induk. Misalnya, apabila buku didaftar pada tanggal 5 Januari 1992, dalam kolom tanggal diisi dengan 5-1-1992, jika pada hari yang sama didaftar sejumlah buku, pada kolom ini cukup ditulis dengan tanda kutip diapit tanda kurung (-“-) untuk buku-buku kedua, ketiga, dan seterusnya.
2. Kolom nomor induk.
Kolom ini diisi dengan nomor induk buku, setiap buku diberikan nomor induk tersendiri.
3. Kolom nama pengarang.
Kolom ini diisi denan nama pengarang, penyadur atau nama badan penerbit yang dianggap sebagai pengarang buku.
4. Kolom judul buku.
Kolom ini diisi dengan judul buku yang tertera pada halaman judul.
5. Kolom penerbit.
Kolom ini diisi dengan nama badan atau lembaga yang menerbitkan buku dan nama kota.
6. Kolom tahun terbit.
Kolom ini diisi dengan angka tahun pada saat buku diterbitkan, misalnya tahun 1990.
7. Kolom harga buku.
Kolom ini diisi dengan harga buku. Kegunaan pencantuman ini antara lain apabila suatu ketika buku itu hilang.
8. Kolom sumber.
Yang dimaksud dengan sumber ialah tempat asal buku, untuk buku-buku itu dibeli sendiri.
9. Kolom jumlah halaman.
Kolom ini diisi berapa halaman untuk masing-masing judul.
10. Kolom keterangan.
Kolom ini dapat diisi dengan hal-hal lain yang dianggap perlu, tetapi belum tercantum dalam kolom lain. Biasanya kolom ini digunakan untuk memberikan keterangan setelah buku beredar dan mengalami sesuatu hal umpamanya buku tersebut rusak, hilang, dipinjam oleh perpustakaan lain, atau ditukarkan.
Contoh isian kolom ini, umpamanya:
a. buku hilang diganti dengan judul yang sama,
b. buku hilang tidak diketahui,
c. buku hilang diganti dengan sebagian harga buku, dan
d. buku dikeluarkan dari peredaran karena tidak digunakan lagi (Anonim, 1996:20).
D. Upaya Meningkatkan Minat Baca
Berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca siswa, antara lain melalui langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
1. Setiap sekolah diharapkan ada ruang perpustakaan paling tidak disediakan baca dengan dilengkapi fasilitas yang memadai.
2. Ruang perpustakaan atau ruang baca diatur sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan.
3. Koleksi bahan pustaka diusahakan ditambah dengan cara membeli, minta sumbangan dari murid-murid yang lulus dari sekolah yang bersangkutan atau sumbangan dari masyarakat, dengan tetap memperhatikan judul buku yang sudah memenuhi syarat untuk digunakan di sekolah dan tukar menukar koleksi dengan perpustakaan sekolah lain.
4. Pelayanan peminjam dan pengembalian buku (pelayanan sirkulasi) dapat menggunakan buku tulis atau dengan sistem kartu.
5. Pengaturan peminjaman dan pengembalian buku (pelayanan sirkulasi) dibuat sepraktis dan seefisien mungkin, namun tetap aman.
6. Siswa diberi kesempatan meminjam untuk dibawa pulang.
7. Petugas perpustakaan atau guru yang ditunjuk untuk mengelola perpustakaan harus orang yang memahami/dapat memahami cara pengelolaan perpustakaan, dan berdedikasi baik terhadap peningkatan mutu peserta didik.
8. Petugas perpustakaan dapat membuat anotasi atau singkatan suatu isi buku dan menempelkannya di pintu ruang perpustakaan atau di tempat yang dapat menarik perhatian murid.
9. Petugas perpustakaan hendaknya membimbing urid bagaimana mencari buku/koleksi dengan menggunakan kartu katalog, sehingga anak mempunyai keterampilan mencari buku yang diperlukan dengan cara yang biasa dilakukan pada perpustakaan yang baik.
10. Bimbingan membaca buku secara benar dan baik selalu diberikan oleh guru maupun petugas perpustakaan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
11. Siswa dibiasakan memberikan laporan dan tanggapan secara tertulis terhadap buku-buku yang pernah dibaca.
12. Bimbingan membaca buku secara benar dan baik selalu diberikan oleh guru maupun pustakawan.
13. Siswa dianjurkan membuat pustaka kecil di rumah masing-masing.
14. Pada waktu pelajaran keterampilan, anak-anak disuruh membuat keterampilan yang petunjuk pembuatannya terdapat dalam buku perpustakaan sekolah, pada waktu tidak ada pelajaran.
15. Guru dapat membawa beberapa contoh buku yang diperkirakan dapat menarik minat anak, dan sedikit menceritakan isi buku tersebut sebelum mulai mengajar.
16. Guru membuatkan daftar judul buku yang cocok untuk kelas tempat dia mengajar.
17. Buku-buku yang dirasa paling baik untuk dibaca anak-anak dipamerkan atau dipajang secara khusus, pada tempat yang mudah dilihat anak.
18. Dibuatkan daftar buku yang dapat menunjang suatu pelajaran tertentu.
19. Membuat daftar buku yang baru diterima dan menempatkan pada tempat yang sudah disediakan.
20. Dianjurkan kepada anak untuk membuat daftar judul.
21. Ajarkan kepada siswa bagaimana cara menggunakan buku sumber atau menelusuri informasi secara tepat dan benar, seperti ensiklopedi, kamus, dan atlas.
22. Diusahakan supaya guru bersedia mengusahakan diskusi dengan siswa tentang isi sebuah buku yang menarik.
E. Problem Perpustakaan
Pemerintah sudah menetapkan bebrapa keputusan tentang pembinaan perpustakaan sekolah, termasuk perpustakaan SMTA, yaitu Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan Nomor 0103 / 0 / 1981 tentang keputusan ini memberi dasar bagi pengembangan perpustakaan sekolah secara nasional.
Menurut SK tersebut, perpustakaan sekolah mengemban fungsi:
a. sebagai pusat kegiatan belajar mengajar
b. pusat penelitian sederhana
c. pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan
d. tempat rekreasi (Anonim, 1998: 2).
Masalah yang dihadapi oleh perpustakaan sekolah adalah:
1. Banyak sekolah belum menyelenggarakan perpustakaan.
2. Banyak sekolah belum menyelenggarakan perpustakaan layanan secara semestinya, dan hanya merupakan tempat penyimpanan buku belaka.
3. Ada sejumlah kecil perpustakaan sekolah yang telah terselenggara secara memadai, tetapi belum jelas mengaitkannya dengan kegiatan pembelajaran.
4. Keberadaan dan kegiatan perpustakaan sekolah yang sangat tergantung dari sikap kepala sekolah, karena beliaulah yang memegang kebijakan dalam pendanaan.
5. Tidak ada tenaga pustakawan yang tetap, kebanyakan perpustakaan dikelola oleh seseorang guru yang setiap saat dapat dimutasikan.
6. Pekerjaan perpustakaan kurang disukai, dan bahkan dianggap lebih rendah dari tugas guru. Ada perpustakaan yang pengelolaannya diserahkan kepada petugas tata usaha.
7. Koleksi perpustakaan sekolah pada umumnya sangat lemah dan belum terarah (Anonim, 1998: 3).
Berkenaan dengan hasil tersebut, maka masalah yang dihadapi di perpustakaan Madrasah adalah:
1. Kurangnya persediaan buku paket yang berkenaan dengan mata pelajaran agama.
2. Buku-buku yang ada tidak berkaitan dengan mata pelajaran.
3. Hari peminjaman ditetapkan misalnya hari Senin dan Selasa untuk kelas I, hari Rabu dan Kamis untuk kelas II, hari Jum’at dan Sabtu untuk kelas III.
4. Meminjam buku perpustakaan per orang hanya boleh dua buku, dan lama peminjaman hanya enam hari, dan kalau terlambat didenda 1 hari Rp. 100,-
5. Meminjam buku harus membawa kartu perpustakaan, bagi yang tidak membawa kartu perpustakaan, tidak dilayani oleh pengelola perpustakaan.
F. Penutup
a) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis kemukakan pada pembahasan terdahulu, maka sampailah pada bab terakhir dari skripsi ini yang merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran.
Untuk memudahkan para pembaca dalam mengetahui dan memahami isi yang terkandung di dalam skripsi ini, penulis akan mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Perpustakaan sangat diperlukan terutama untuk membantu keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Tugas utama perpustakaan ialah untuk menunjang kurikulum. Siswa sangat senang dengan keberadaan perpustakaan, dan untuk meningkatkan pengetahuan yang luas.
2. Prosedur peminjaman buku perpustakaan Madrasah yaitu:
a. Kalau meminjam buku harus membawa kartu perpustakaan; jika tidak membawa kartu perpustakaan, tidak akan dilayani,
b. Meminjam buku hanya boleh dua buku, lama peminjaman enam hari, kalau habis masa enam hari, boleh diperpanjang waktunya, kalau terlambat diberi sanksi yaitu denda 1 hari Rp. 100,-
3. Problematika yang dihadapi di perpustakaan Madrasah yaitu:
a. Kurangnya persediaan buku paket, terutama buku agama (Qur’an Hadits, Fiqih, Akidah Akhlaq, dan SKI). Buku-buku tersebut sangat dibutuhkan oleh siswa.
b. Kurangnya minat baca siswa karena buku di perpustakaan sangat terbatas.
c. Persediaan buku-buku bacaan lainnya tidak ada, contohnya buku-buku cerita, majalah, dan novel.
b) Saran-saran
Mencermati kondisi objektif yang ada di Madrasah dalam kaitannya dengan peranan perpustakaan dalam proses meningkatkan mutu pendidikan, maka kiranya perlu penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Kepada pengelola perpustakaan di Madrasah, hendaknya selalu memotivasi kepada guru bidang studi dan siswa untuk senantiasa memanfaatkan perpustakaan dan meningkatkan (beramai-ramai) membaca dan mencari informasi melalui perpustakaan. Kalau guru dan siswa sering mengunjungi perpustakaan untuk mencari ilmu pengetahuan melalui buku, koran, majalah, dan lain-lain, maka mutu pendidikan semakin baik serta hendaknya selalu berupaya mencari jalan untuk melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran, seperti melengkapi perpustakaan, laboratorium, mushalla.
2. Kepada majelis guru, hendaknya jangan cepat puas dengan hasil yang telah dicapai oleh siswa, tetapi senantiasa berupaya meningkatkan profesionalitasnya dengan cara banyak membaca dan menerapkan atau menyuruh berkunjung ke perpustakaan untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan jelas kepada siswa, serta diharapkan agar senantiasa memotivasi siswa agar dapat belajar dengan baik.
3. Kepada pihak orang tua/wali murid, kiranya dapat meningkatkan kerja sama dengan pihak Madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan, terutama kerja sama dalam memotivasi belajar siswa. Kerja sama dalam mengadakan, memenuhi, dan melengkapi sarana dan prasarana kebutuhan pembelajaran siswa, baik sarana belajar di rumah, di perpustakaan, maupun yang dibutuhkan di kelas (madrasah).
c) Kata Penutup
Perpustakaan sebagai bagian integral dari suatu lembaga pendidikan merupakan pusat sumber belajar yang dapat meningkatkan kegemaran dan minat membaca siswa, mengembangkan minat baca siswa untuk memelajari hal-hal baru, serta informasi melalui buku-buku referensi, sekolah seperti kamus, ensiklopedia, indeks, dan sejenisnya.
Selain itu, perpustakaan sekolah merupakan tempat membaca untuk belajar mandiri, yang melibatkan siswa dalam proses berpikir, mencari, menemukan, mengelola, dan menyimpulkan sendiri melalui sumber belajar yang tersedia. Karena itu pengelolaan perpustakaan seklah merupakan suatu kebutuhan yang mendesak untuk dibenahi di sekolah atau madrasah saat ini.


DAFTAR PUSTAKA


Anonim, (1990). Alqur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Alqur’an.
Gaffar, (1992). Dasar-dasar Administrasi dan Supervisi Pengajaran. Padang: Angkasa Raya.
Amidhan, (1992). Pedoman Perpustakaan Masjid. Jakarta: Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI.
Anonim, (1993). Pedoman Penulisan Skripsi. Jambi: IAIN.
_______, (1996). Pedoman Teknis Penyelenggaraan perpustakaan Sekolah Menengah Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
_______, (1998). Perpustakaan Sekolah Petunjuk Untuk Membina, Melaksanakan, dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Boediono, (1996). Kurikulum Sekolah Menengah Umum (SMU). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Hadi, Sutrisno, (1984). Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Larasati, Millburga, (1985). Membina Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Poerwadarminta, W.J.S., (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Soekarman, K., (1984). Berita Perpustakaan Sekolah No. 47. Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sumardji, (1991). Mengelola Perpustakaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Sukarman, (1982). Berita Perpustakaan Sekolah. No. 47. Jakarta: Proyek Pengembangan Perpustakaan Pusat Pembinaan Perpustakaan.
Syalaby, Ahmad, (t.t.). Sejarah Pendidikan Islam. Terj. Muchtar Yahya dan Sanusi Latif. Jakarta: Bulan Bintang.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar, (1998). Metodologi penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

No comments: